ISRAC adakan Seminar Filologi Nasional Syekh Hamzah Fansuri, Walikota Subulussalam: Wajib Kita Jadikan Pembelajaran Wajib di Sekolah
16 April sampai 17 April 2025, Komunitas ISRAC (Institute for Singkel Research on Adat and Culture) mengadakan pelatihan membaca manuskrip dan seminar filologi nasional di Kota Subulussalam. Hal ini, dalam pemaparan Ketua ISRAC, Zulfikar Riza Hariz Pohan, merupakan kegiatan yang menindaklanjuti masuknya syair-syiar Syekh Hamzah Fansuri sebagai Memory of the World (MoW) yang diadakan oleh UNESCO pada 11 April 2025 lalu di Paris, Prancis. Kegiatan ini diisi oleh pedagogi yang ahli dan memang terlibat langsung dalam pengajuan syair-syair Syekh Hamzah Fansuri dalam ingatan dunia. Narasumbernya adalah Prof. Dr. Oman Fathurrahman, M.Hum sebagai guru besar filologi Indonesia dan Prof. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad, M.Sh, Ph.D sebagai guru besar antropologi Indonesia.
Kedua narasumber memberikan kontribusi untuk membuka kembali wacana Syekh Hamzah Fansuri di Kota Subulussalam, tempat terakhir disemayamkannya Syekh Hamzah Fansuri. Kota Subulussalam saat ini mencoba menjadikan Syekh Hamzah Fansuri sebagai citra yang menjadi nilai dalam membangun strategi kebudayaan di Kota Subulussalam. Kegiatan ini pun dihadiri dan mendapatkan sambutan langsung dari Walikota Subulussalam H. M. Rasyid Bancin, S.Sos,I dan Wakil Walikota Subulussalam, Nasir Kombih, S.E yang berhadir dan ikut memberikan kata sambutan. Keduanya memberikan dukungan penuh dijadikannya pembelajaran wajib di sekolah dalam sejarah Syekh Hamzah Fansuri dan kajian manuskripnya.

Kegiatan ini diusung oleh ISRAC sebagai respon akan munculnya semangat lokal di daerah-daerah Indonesia untuk melihat kembali sejarah lokal dalam perspektif yang berpusat pada historiografi nasional. Kegiatan ini didukung penuh oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Dana Indonesiana dan LPDP pada program Objek Pemajuan Kebudayaan dan Cagar Budaya. Kegiatan ini juga melangsungkan adanya eksibisi lukisan dari M. Yasir pelukis asli Tanah Singkel dan juga eksibisi karya-karya Syekh Hamzah Fansuri.

M. Yasir membuat ilustrasi lukisan Syekh Hamzah Fansuri yang telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual Indonesia (HAKI) atas nama ISRAC. Lukisan tersebut dijadikan sebagai bagian penting dalam upaya menemukan kembali citra Syekh Hamzah Fansuri, “generasi muda harus mengenal sosok Syekh Hamzah Fansuri, ilustrasi ini tidak akan pernah mirip dengan Syekh Hamzah Fansuri, tujuan sebenarnya lukisan ini adalah sebagai media pembelajaran” terang M. Yasir. Kegiatan ini juga memberikan penghormatan tinggi kepada Bapak Khalid Ujung dan Abdullah Ujung selaku Juri Kunci Makam Syekh Hamzah Fansuri secara turun-temurun.

Diharapkan kegiatan ini menjadi lembaran baru bagi studi-studi keislaman di Aceh, dan menjadi inspirasi bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menjadikan sejarah ilmu pengetahuan yang diturunkan oleh para Ulama masuk ke dalam kurikulum Pendidikan.
Share this content:
Post Comment